Archive for May, 2014

Sebagai seorang traveler, bisa melihat sisi lain dan menjelajah bagian luar negara Indonesia merupakan salah satu impian. Salah satu mimpi yang belum bisa saya wujudkan sampai dengan saat ini adalah menjelajah benua Eropa, tidak semua negara di Eropa, namun tepatnya adalah negara Ingris.

Kalo orang menyebut “Inggris”, yang langsung terlintas di pikiran saya adalah deretan group band keren dari berbagai generasi Seperti The Beatles, The Rolling Stones, U2, Coldpay, Radiohead, MUSE, dan maaaaaaaaaaaaaasih banyak lagi! Yak, menurut saya Inggris dipenuhi oleh para musisi berkualitas.

Ngomong-ngomong soal musik, ada satu tempat di Inggris yang ingin sekali saya kunjungi kalau ada kesempatan untuk berkunjung kesana. Yes, THE BEATLES STORY LIVERPOOL! Siapa sih penikmat musik yang tidak tahu kalau disebut nama “The Beatles”. Apalagi kalau disebut nama John Lennon atau Paul McCartney? Meski tidak ikut menikmati saat mereka masih berjaya waktu itu, sampai sekarang musik mereka masih enak  di dengar, dan album-album mereka pun masih banyak dijual di toko-toko musik bahkan dijual secara online.

Awal “perkenalan” saya dengan The Beatles adalah ketika salah satu teman baik saya mengucapkan selamat ulang tahun dengan menuliskan  lirik dari The Beatles yang belakangan setelah saya browsing di internet ternyata berjudul “Julia”. Yaaa…agak sedikit narsis memang sih, suka sebuah lagu kok karena judulnya kebetulan samaan dengan nama saya 🙂

 “Julia, Julia, oceanchild, calls me.  So I sing a song of love, Julia
Julia, seashell eyes, windy smile, calls me.. So I sing a song of love, Julia”

Julia

Setelah itu, saya mulai mencari tahu tentang mereka di internet, dan mulai menikmati lagu-lagu mereka. Pengalaman yang tidak akan saya lupakan ketika waktu itu pernah traveling ke Hongkong, pas tahu di Madamme Tussaud ada patung lilin-nya The Beatles, langsung semangat ’45 buat pose mereka. Meski hanya dalam bentuk patung lilin. Sambil membayangkan suatu saat bisa menyambangi museum mereka di Liverpool. Dari artikel-artikel traveling yang pernah saya baca tentang Museum ini sepertinya akan menyenangkan. Tempatnya yang berada di dekat dermaga, membuat saya makin tambah penasaran ingin sekali mengunjungi tempat ini. Sedikit membayangkan suasana romantis disini. Hehee…

Beatles

Bersama Patung lilin The Beatles di Madamme Tussaud Hongkong

Semoga saja bisa kesana ya, bisa mempelajari sejarah The Beatles lebih dalam : The Beatles Story, Elvis and Us, Fab 4D, The Beatles Hidden Gallery, Discovery Zone, European Peace Monument. Aaaaah…membayangkannya saja sudah merinding! Apalagi pas nulis ini ditemenin sama lagu-lagu The Beatles.

Bicara soal Inggris, tidak melulu soal The Beatles dan musik mereka yang keren. Inggris mempunyai bangunan-bangunan indah yang juga saya kagumi, meski selama ini hanya bisa dilihat dari foto-foto yang bertebaran di mana-mana. Big Ben, Buckingham Pallace, Westminster Abbey, Trafalgar Square, London Eye, King’s Cross Station, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sekalian menikmati bangunan-bangunan indah bersejarah itu, saya juga sekalian bisa menyalurkan hobby memotret. Apalagi kalau Mister Potato memberi kesempatan untuk  bisa jalan-jalan ke Inggris, berarti satu impian saya untuk bisa pose di menara-menara yang ada di dunia bisa terwujud satu lagi . Menara Big Ben!. Ya, berawal karena membaca sebuah novel tentang menara, membuat saya begitu terobsesei untuk mengunjungi dan ber-pose di menara-menara yang ada di dunia.

England2

Terus apalagi? Ngomongin Bola? Meski bukan penggemar fanatik dari sepakbola liga Inggris. Tapi karena hobby juga nonton bola, saya juga mengikuti perkembangan liga Inggris (EPL) karena dikelilingi oleh para fans club Inggris di tempat kerja. Nama-nama seperti Suarez, Aguero, Rooney, Olivier Giroud, Eden Hazard, Adebayor, Lukaku, sudah tidak asing lagi di telinga. Menyaksikan kemegahan Old Trafford, Etihad Stadium, Anfield, Stamford Bridge, Emirates Stadium, White Hart Lane, Goodison Park, hanya bisa membayangkan kapan Indonesia bisa mempunyai stadion seperti mereka.

England3

Ngomongin soal Inggris ga bakal akan ada habisnya deh… Padahal baru tahu Inggris hanya sekilas dari baca buku, internet, dan menonton televisi saja. Apalagi kalau nanti dikasih kesempatan sama Mister Potato buat kesana ya? Pasti bakalan ga ada habisnya nulis soal Inggris ini di Blog! Hahaha…ngarep abis deh 🙂

Menuju England Bersama Mister Potato photo

 

Hari ke-2. Ternyata hujan dari semaleman belum juga berhenti. Finally, kita leyeh-leyeh lagi di tempat tidur. Padahal, jadwal kita pagi ini mau ke pantai, dan lanjut ke Georgetown. Tapi hampir jam 10 hujan belum juga berhenti. Akhirnya kita memaksakan pergi keliling Georgetown. Sayang kalau sudah sampai penang tidak mampir kesini, justru wilayah heritage ini tempat yang katanya wajib dikunjungi ketika kita berkunjung ke Penang. Menurut info yang kita dapat, keliling Georgetown bisa pakai Bus gratis untuk turis. Tapi nunggunya lamaaaa…. Akhirnya bis yang ditunggu2 datang juga.

Komtar

KOMTAR – Kompleks Tun Abdul Rajak

 

Georgetown ternyata tidak sejauh yang kita kira, dan bisa juga naik Bus umum. Tapi ya sudahlah, sudah terlanjur dan kita juga baru tau kalau ternyata jaraknya dekat. Lokasi yang kita tuju pertama adalah pelabuhan yang ada di sekitar Fort Cornwallis. Gak sampai Fort Cornwallis-nya, soalnya hujan.

Image

Setelah puas berkeliling di tengah rintik hujan, kita melanjutkan perjalanan ke lokasi berikutnya. Tadinya mau ke museum peranakan China yang katanya bagus (menurut review) tapi setelah muter-muter gak ketemu. Akhirnya kita cuma keliling aja di sekitar situ yang lumayan banyak juga bangunan tua-nya. Sampai akhirnya mentok ke Swettenham Pier, itupun gak masuk sampai dalam.

Kota Tua Penang

Pulangnya kita naik bus biasa ke Komtar. Sampai sana sudah siang banget, padahal kita sudah sewa mobil buat ke Bandara sekitar jam 3. Akhirnya daripada kita pulang gak sempat bawa oleh-oleh buat orang rumah, kita sempetin mampir ke mall terdekat untuk belanja di Supermarket. Terutama sih nyari cokelat Beryl’s khas Malaysia yang favorit saya juga. Untung ada, dan kita bisa pulang sesuai dengan waktu yang dijanjikan. Oh ya, dekat Tune Hotels ada yang jual Egg Tart. Kita mampir kesitu juga buat beli, Egg Tart ini mengingatkan saya ketika traveling ke Macau. Tidak seenak yang di Macau, tapi lumayan kok.. Dan semoga Halal sih.

Egg Tart

Pesawat kita berangkat jam  18.35. Inipun sempet rubah dari jadwal awal, pas promo beli penerbangan lewat KL. Tapi pas dipikir-pikir males juga harus transit, akhirnya beli lagi deh Penang-Jakarta. Untung baru sempet beli Penang-KL, KL-JKT belum sempat di booking. Jadi ga rugi banyak, pas promo itupun dapetnya murah banget. Kebanyakan orang ke Penang untuk berobat, dan jalur Jkt-Penang ini termasuk jalur “gemuk”,kalopun promo ga ada yang murah banget.

Karena  jadwal keberangkatan pesawat kita masih lama, sama sopir travel-nya kita dimampirin dulu ke tempat jualan kopi penang. Ya..biasalah kalo sopir travel begini, mereka kan nyari untung juga dari komisi yang didapat dari toko yang kita sambangin. Kata dia sih mau beli atau nggak terserah, tapi akhirnya kita beli juga meski cuma satu bungkus. Ternyata lokasi bandara dari kota juga lumayan jauh, kalau naik Bus umum bisa, tapi karena mikir repot sama bawaan, akhirnya kita pilih sewa travel itu. Penerbangan ke Jakarta juga agak delay, karena pesawat yang dari Jakarta ke Penang juga telat. Udah gitu kan banyak ngangkut yang sakit juga ya, jadi agak lama naikin dan nurunin penumpang yang pakai kursi roda. Tapi yang penting selamet lah sampe Jakarta, dengan cuaca yang sedikit agak mendung dan berkabut di Penang, awalnya sempet deg-degan juga. Untungnya di Jakarta sudah dijemput sama keluarganya Poppa, thanks ya Pop 🙂

Perjalanan saya kali ini ke Penang adalah perjalanan yang sudah lama sekali saya impikan. Melihat Malaysia dari sisi lain, kalau di Indonesia mungkin bisa dipersamakan dengan Kota Tua yang ada di Jakarta. Tadinya saya merencanakan perjalanan ini solo traveling, tapi kemudia ada salah satu sahabat saya yang ingin ikut, Poppa. Tiket promo Air Asia JKT – KL saya dapet cuma Rp 126.000, belum termasuk airport Tax.

Pesawat Air Asia yang harusnya dijadwalkan berangkat jam 14.50, baru berangkat sekitar jam setengah 4-an sore. Saya dan Poppa tidak berangkat sama-sama, selisih satu pesawat, dia berangkat dengan jadwal yang lebih awal.

Sampai LCCT sudah terlalu sore, yang pada awalnya mau mampir ke mesjid Putrajaya juga akhirnya ga’ jadi, takut kemalaman.  Akhirnya kita nongkrong makan dulu di sebuah restaurant ayam cepat saji di bandara. Kurang nendang isinya, kalau di Jakarta untuk menu resto tersebut bisa ditambah  dengan nasi atau kentang,  Disini isinya ternyata cuma ayam + bubur kentang + salad cup. Itupun bubur kentangnya cuma porsi cup keciiiiiiil sekali 🙂 Untung saja sebelum berangkat tadi masih menyempatkan makan Nasi Padang di bandara, meski itu nasi padang termahal yang saya makan. Nasi + Ayam bakar + Air Mineral botol kecil seharga 50rb rupiah! *Glekkk…..

Dari LCCT kita lanjut ke KL Sentral, rencananya mau melanjutkan perjalanan ke Penang dengan naik kereta. Tapi gak dapet 😦 entah karena akhir pekan, atau karena datangnya udah mepet juga. Naik kereta ke Penang ini awalnya memang tidak direncanakan, saya malah sudah mengantongi tiket promo pesawat KL-Penang untuk keesokan harinya. Tapi daripada bengong sendiri di bandara luntang-lantung ga karuan, akhirnya kita memutuskan sama-sama ke Penang dengan mengendarai kereta malam/Bus.

Dari KL Sentral, kita naik MRT ke Pudu Sentral, salah turun di Pudu. Nyari terminalnya kok ga ketemu! Padahal dulu perasaan cuma tinggal jalan kaki. Akhirnya kita naik bus lagi dari MRT Pudu ke terminal Pudu Sentral. Untungnya dapet Bus yang baik mau mengantarkan kita, meski awalnya sempet serem karena penumpangnya cuma kita aja dan sudah malam. Bus yang ke Penang dapetnya jam 10.30 dan baru jalan jam 11an. Jadi, saya awalnya sudah browsing terlebih dahulu nama armada bus yang katanya lumayan bagus untuk melakukan perjalanan dari KL ke Penang. Karena ini perjalanan malam, dan cukup lama, yaitu sekitar 6-7 jam. Sistem penjualan tiket di terminal pudu Sentral itu sudah lumayan rapi. Ada satu lantai tempat penjualan tiket, dan setelah itu kita menunggu bus di lantai yang berbeda sesuai yang tertera di tiket. Maka dari itu, kita sebelumnya browsing dulu mana bus yang lumayan. Karena kita tidak tahu wujud bus yang akan kita naikin. Pengennya sih yang ada AC dan Toilet-nya. Tapi bus yang kita pengen sudah ga ada keberangkatan lagi ke Penang. Kita akhirnya dipilihkan bus alternatif kedua (ada di list hasil browsing juga) yang lumayan, ada AC, tapi ga ada toilet-nya. Dengan waktu keberangkatan yang tidak begitu lama harus menunggu. Agak lumayan tenang, penumpang di bus yang kita naikin cukup banyak. Sepertinya mereka asal Penang yang  bekerja di KL.

Image

Ini penampakan dari Terminal Pudu tempat Bus-nya nongkrong

Selama perjalanan, bus itu muterin radio dengan (kebanyakan) lagu Indonesia. Feels like home deh… Pas saya terbangun tengah malam, sempat bingung juga. Ini ada dimana ya? Indonesia atau Malaysia? 🙂 Sampai Penang sekitar jam 6 pagi. Seharusnya, Bus itu cuma sampai ke Georgetown. Tapi tune hotels dimana kita nginap adanya dekat KOMTAR (Singkatan dari: Kompleks Tun Abdul Razak). Daripada naik taksi, kita ditawari nambah berapa ringgit gitu (gak seberapa mahal dibanding naik taksi), dan diantar sampai Komtar. KOMTAR itu luas,dan kita entah diturunkan di sisi yg mana. Setelah tanya sana-sini dengan orang lewat. Akhirnya kita memutuskan untu sholat dulu di sebuah mesjid. Tadinya mau numpang disitu dulu sambil beres-beres bawaan dan ganti pakaian, tapi ga bisa, katanya Mushola-nya mau dikunci. Akhirnya kita lanjut ke Tune Hotels, dan memutuskan untuk early check in. Dikira bisa langsung masuk, ternyata baru bisa masuk jam 11, nambah 15RM. Menunggu jam 11, kita jalan-jalan dulu di sekitar hotel. Daripada bawa-bawa ransel, kita menitipkan tas kena charge 2RM. Padahal, kalau nginep di hostel, gratis tuh titip menitip barang itu. Itung-itung sekalian olahraga pagi. Kita Jalan kaki di  sekitar hotel. Dari Jl.Transfer, Chowrasta Market dan berakhir di Komtar.

Image

Beli makanan sambosa (samosa), semacam Pastri gitu isinya kentang rebus dicampur-campur bisa sama daging/ikan,telor, bumbunya Kari. Meski ga begitu suka kari, tapi pas dicoba ternyata enak juga. Ini foto Bapak-nya yang jualan, yang minta di upload ke Facebook. Hihi… Tapi saya upload di Blog aja ya Pak 🙂

Image

Mau lanjut ke “Times Square”-nya Penang, dikirain monumen jam gitu…taunya Mall 🙂

Jam 11 balik ke hotel, istirahat. Karena tidurnya semalem gak bener, jam 2-an baru kebangun. Mandi, langsung jalan ke Kek Lok Sie dari Komtar naik Bus 203.  Karena temple, dan kita muslim,  agak sungkan juga masuk-masuk ke dalem. Akhirnya cuma liat pemandangan dr atas aja. Sebetulnya pengen foto patung dewi Kwan Im yg sangat besar. Tapi untuk menuju ke sana harus melewati tempat ibadah mereka, akhirnya ga jadi. Dibawah temple banyak yg jualan, tapi karena sudah sore banyak yang tutup. Most wanted item buat oleh-oleh. Nyari gantungan kulkas, plus dapet hiasan dinding.

Image

Dari situ lanjut ke Penang Hill. Naik Bus No.204. Tidak jauh dr Kek Lok Sie Temple. Ada perbedaan HTM untuk warga Malaysia dan turis, bedanya jauh. Kalau buat Warga Negara Malaysia-nya, HTM untuk Dewasa 8RM, sedangkan untuk WNA tiket masuknya 30RM! Naik trem ke atas, mirip waku di Hongkong. Pemandangan menjelang sunset bagus, tapi agak berkabut. Kalau di Indonesia, lokasi ini mirip di Puncak(Bogor) atau Dago (Bandung). Diatas ada cafe juga kalau mau nongkrong dan makan.

Image

Pulang sudah menjelang Maghrib, untung ada yang ngasih tau rute pulang naik Bis 204 lagi. Lanjut ke tempat makan Gurney Drive, pesen Pasembur Sama teh tarik. Pasembur itu mirip rujak, tapi isinya bukan buah-buahan. Sayuran sama bakwan seafood.  Bumbu-nya sih mirip bumbu rujak/gado-gado gitu. Pas mau makan tiba-tiba hujan, untung cuma sebentar dan ada payungnya. Habis itu balik ke hotel, itupun rute Bus-nya nanya-nanya lagi. Sampai hotel tinggal capeknya, tinggal Istirahat! Zzzzzzz….

Image