Wisata Medan : Danau Toba

Posted: January 9, 2012 in Travel

Penasaran dengan wujud asli Danau Toba, Danau yang katanya terbesar di Asia Tenggara, ketika ada kesempatan promo Air Asia ke Medan dari Bandung (catet: Dari Bandung loh!) saya langsung kontak sama si Ade’ buat ngambil promo ini. Pergi dari Bandung hanya 100ribu, tapi pulangnya tembus 400rebu. Tapi untuk peak season (Natal) harga segitu saya anggap murah (banget), karena pas mendekati hari-H naiknya ampun-ampunan! Jurusan Medan pula.

Beberapa bulan sebelum keberangkatan, kita sudah browsing gimana caranya mencapai Danau Toba dari Medan, plus mau nginap dimana. Dengan bantuan teman yang tinggal di Parapat (Tengkyu Wit..) akhirnya kita nekat pergi kesana (Ya nekat lah..tiket sudah di-booking. Rugi amat kalau tidak dipakai).

Karena berangkat dari Bandung, penerbangan pertama pula di pagi buta! Kita jadinya harus menginap dulu di Bandung, Penginapan dekat Bandara. Dapetlah penginapan di Jl.Pajajaran 141, Hotel Bandung Indah. Kelas menengah gitu lah, tapi ga’ butut-butut amat, tarif Rp 350.000. Bisa dijangkau dengan jalan kaki kalau mau, tapi saya lebih pilih ngojek aja.  Ada air panas-nya, dapet sarapan sekedarnya. Dari Jakarta berangkat Jumat malam naik kereta Parahyangan, sampai Bandung jam 9PM-an, langsung menuju Hotel.

Jadwal pesawat jam 5.45. Kita sudah bangun dari jam 4, selesai shalat Shubuh langsung meluncur ke Bandara yang tidak begitu jauh dari hotel (minta diantar naik motor sama yang jaga hotel, tinggal kita kasih aja berapa) menembus dingin kota Bandung di kala Shubuh naik motor pula! Brrrrrrrrrrrr…….tiris euy!  Sampai Bandara kepagian, bayangan kita proses check in akan seperti di Bandara Soetta. Ternyata Bandara Hussein kecil banget, ditambah kita sudah proses check in online di web, dan ga ada bagasi. Bayar Tax bandara pun ga antri, langsung masuk. Beres 🙂 Walhasil nunggu lama dipanggil masuk pesawat dengan terkantuk-kantuk.

Ga pake delayed, pesawat terbang sesuai jadwal. Sampai Medan sekitar pukul 8-an. langsung celingak-celinguk nyari taksi menuju Parapat. Ada 2 rute menuju Danau Toba: Medan-Parapat dan Medan-Berastagi. Saya memilih jalur Medan-Parapat, setelah tanya-tanya soalnya lebih jauh rute-nya kalau lewat Berastagi. Taksi di sini tidak seperti di Jakarta, tapi bisa dinaikin rame-rame. Kalau di Jakarta seperti Travel kalau mau ke Bandung gitu lah. Sebetulnya ada 2 alternatif : Naik angkutan umum (bus atau Elf) ke terminal Amplas dulu, atau naik taksi itu (dengan jenis kendaraan Innova/Avanza) dari depan bandara. Karena kita baru pertama ke Medan, cari gampang-nya aja naik Taksi ke Parapat. Kita bisa juga menghubungi salah satu penyedia jasa taksi, untuk dijemput di bandara dan mereka pakai tiket resmi.

Perjalanan Medan – Parapat ditempuh sekitar 4 – 5 jam. Berdo’a saja dapat sopir yang enak. Kalau tidak, bisa mabuk dengan perjalanan jauh dan berliku-berliku 😦 Ngeri banget lewat  jalur ini sebenarnya, mobil saling salip dari dua arah. Sport jantung deh selama perjalanan. Sampai Parapat kita transit sebentar untuk sholat, makan dan melihat-lihat sekitar Parapat. Wilayahnya kecil, bisa dicapai dengan jalan kaki,. Untuk yang muslim jangan takut dengan ke-halal-an makanan, disini kita bisa memilih warung muslim (tertulis di depan rumah makan-nya) .

Salah satu tempat yang kita datangin di Parapat adalah Pesanggrahan Soekarno. Tempat dimana Presiden pertama Ri diasingkan. Konon dulu hanya berupa  rumah  berukuran kecil, namun kini sudah direnovasi sana-sini. Letaknya strategis berada di atas dan menghadap ke Danau Toba.  Saya hanya melihat-lihat dan berfoto dari luar, tidak masuk kedalam.

Setelah puas melihat Pesanggrahan dan pemandangan Danau toba dari atas, kita menuju tempat penyebrangan Tigaraja menuju Pulau Samosir (Pulau di tengah Danau Toba) untuk naik kapal Ferry (khusus mengangkut penumpang) dengan ongkos Rp 7000/orang. Jangan begitu percaya dengan jadwal yang tertera di papan, karena terkadang mereka tidak mengangkut sesuai jadwal. Setelah penumpang penuh, kapal ferry-pun pun berangkat.  Kebetulan kami menginap di Pulau Samosir – Tuk-tuk. Ingat, ada 2 lokasi tujuan di Samosir : Tuktuk dan Tomok. Jangan salah pilih kapal 🙂 Kalau menurut referensi yang saya baca, di Tomok lebih banyak yang bisa dilihat (Kuburan Raja Sidabutar, Museum Batak, tempat souvenir,dll).

Menyebrang ke Tuk tuk tidak sampai 1 jam. Sepanjang perjalanan di atas Kapal Ferry, sungguh saya terkagum-kagum dengan Danau Toba ini. Membayangkan saya sedang berada di atas kawah, dengan kedalaman 450 meter! Selain terluas di Asia Tenggara juga merupkan Danau terbesar ke-2 di dunia setelah Danau Victoria di Afrika. Semilir angin dingin, membuat mata terasa dibuai untuk tidur. Namun saya tidak ingin melewatkan keindahan pemandangan alam ciptaan Tuhan ini. Subhanallah…

Pikiran saya pun sempat menembus lintas abad (Jiaaaaaaaaaah….), masuk ke dalam sejarah dimana danau ini pertama terbentuk. Dari referensi yang saya baca:   Danau Toba diperkirakan mengalami letusan gunung berapi super (Gunung Toba) sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 kilometer di atas permukaan laut (BAYANGKAN!). Diperkirakan letusan maha dahsyat ini menyebabkan terjadinya perubahan cuaca bumi dan mulainya zaman es. Letusannya menyebabkan kematian massal dan kepunahan beberapa spesies mahluk hidup. Ngeri saya membayangkannya. Sumpah!

Tak terasa, kapal Ferry sudah merapat di tuk tuk. Kita langsung turun menuju Tabo Cottage yang telah kita booking online sebelumnya, melewati jalan perkampungan. Tarif kalo harga normal untuk Superior Room yang kita tempati 235ribu/day sudah dapat sarapan . Karena referensi kita hotel yang sering direferensikan orang backpacker, ternyata isinya banyak turis asing 🙂 Hotelnya bangunan permanen, tidak ada Tv, cocok buat yang ingin menyepi. Karena diatas Jam 10 sampai jam 6 pagi dilarang ada keributan (hening) 🙂   Karena pas kita nginap kebetulan bertepatan dengan malam Natal, Resto-nya dipakai buat acara Natal, akhirnya kita memilih tidur. Padahal memang kecapean juga sih setelah melewati perjalanan berat seharian.

Bangun shubuh, habis itu tidur lagi 🙂 Cuacanya dingin! Bikin males, apalagi buat mandi pagi. Untungnya ada air panas-nya. Jam 7 kita bangun dan siap-siap meninggalkan cottage. Karena masih harus nyebrang ke Parapat, sudah janji dengan penyedia jasa taksi jam 10 menuju Medan. Nunggu Ferry lama, akhirnya kita nongkrong sambil lihat inang-inang nyuci sambil liat yang lagi ngangkutin ikan pora-pora (ikan khas Toba).

Perjalanan pulang ke Medan kita lewat Berastagi, kebetulan kita satu mobil  dengan turis yang akan ke Berastagi. Beryukurlah, karena kita memang penasaran dengan Berastagi. Cuma lewat pun lumayan lah buat ngobatin penasaran 🙂 sampai Medan memang lumayan lama, jalannya ga’ nahan! Turun-naik, lika-liku. Tapi lihat pemandangan Danau toba dari atas bagus banget! Lebih keren dibanding kita lihat dari bawah. Sayang tidak bisa turun untuk mengambil foto 😦

Sampai Medan sudah sore, dapat sopir yang tidak tahu Medan (kok bisa ya?). Kebetulan ada Opung-opung (penumpang) yang ingin diantar sampai tujuan di rumah Saudaranya di Medan. Walhasil kita muter-muter nyari alamat dulu.  Meski sudah sore, tapi kita tetap ingin wisata kuliner di Medan yang katanya terkenal dengan masakannya yang lezat. Sampai hotel, kita nginap di Hotel Madani yang bernuansa Islami di sebrang Mesjid Raya Medan. Sudah booking online juga jauh hari sebelumnya. Benar-benar Islami, kalau waktu sholat di halo-halo, dan sering diputar Asmaul Husna.

Karena waktu yang sangat mepet,dan besok paginya harus meninggalkan Medan,  kita minta diantar sopir Bentor (kendaran khas Medan) keliling ke tempat kuliner di sore waktu yang tersisa itu. Ke Sumsum Langsa yang ada di Jl.Setiabudhi Medan, pas banget sebelahnya ada Mie Aceh titi Bobrok, mampir bungkus deh Mie Aceh-nya :). Sumsum langsa ini sangat terkenal, lihat liputannya di wisata kuliner salah satu Tv Swasta. Enak banget makan sumsum sambil di-sruput pakai sedotan *Sluuuuurrrrp..nyam..nyam…

 Habis itu kita ke tempat oleh-oleh Medan : Bolu Meranti, Bika Ambon, dan Durian house yang letaknya berdekatan. Sayang, karena sudah sore jadinya dapat Bolu Meranti yang rasa-nya tidak sesuai keinginan karena sudah habis stock-nya. FYI, di Medan yang sedang “in” sekarang ini Pancake Durian. Di Durian House ini ada edisi Pancake kemasan yang bisa dibawa ke dalam pesawat, namun harus disimpan di Freezer sebelumnya. Karena tidak bisa tahan lama (20 jam di perjalanan). Kebetulan saya tidak suka durian, tapi kita tetap beli untuk oleh-oleh di rumah 🙂

Setelah puas kuliner dan beli oleh-oleh, kita kembali ke hotel untuk beristirahat. Malamnya, saya menyempatkan untuk sholat Isya di Mesjid Raya Medan. Berdasarkan referensi yang saya peroleh di internet, Mesjid Raya ini merupakan salah satu peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alam – penguasa ke 9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa 1873 – 1924 . Masjid Raya Al- Mashun  dibangun tahun 1906 diatas lahan seluas 18.000 meter persegi, dapat menampung sekitar 1.500 jamaah dan digunakan pertama kali pada hari Jum’at 25 Sya’ban 1329 H ( 10 September 1909). Peninggalan Sulthan Ma’moen lainnya adalah Istana Maimoon, sayang saya tidak sempat mampir kesana. Padahal jaraknya lumayan dekat, tapi waktu sudah tidak memungkinkan.

Comments
  1. ikhwan kismanto says:

    keren jul…

  2. Hi, Julia

    Salam kenal, aku Diyan, dapet rekomendasi untuk baca tulisan kamu dari Iwan, wah ternyata bagus dan menarik banget ya ulasan ttg Danau Toba.

    Aku juga suka jalan2.

    Silakan mampir ke website-ku juga tuk tahu info soal jalan2

    http://www.jejakwisata.com

    Sincerely,

    • jul2julia says:

      Halo @Diyan, salam kenal balik 🙂 Web Jejak Wista-nya juga keren buat referensi liburan. Lengkap sama kuliner-nya (maklum hobby makan,hehe..) Sering-sering di update ya 🙂

  3. olahome says:

    naik taxi ke danau toba harus bayar berapa per oorang?

  4. Mba, mau tanya, taksi yg ke parapat itu namanya apa ya. kebetulan saya mau ke medan september dan berniat stay di tabo cottages juga di madani hotel. kalo pesan online madani enaknya lewat apa ya mba? direct ke hotelnya atau pake agoda?

    makasih sebelumnya ya mba.

    • jul2julia says:

      @AIKO: Ke Toba bisa naik Paradep atau Raja Taxi. Coba aja Googling,saya lupa bera no telf-nya. Kemarin saya pesan kamar di Madani Hoel via Web-nya langsung.

Leave a reply to olahome Cancel reply