Archive for April 20, 2014

10 Mei 2013

Setengah perjalanan kita hari ini dihabiskan di Hongkong, untuk selanjutnya pergi ke Shenzhen. Pagi sebelum pergi ke The Peak, kita ambil bagasi dulu ke bandara HK yang lumayan jauh lokasinya dari penginapan. Dari penginapan kita naik bus, dan ternyata satu bus sama rombongan TKW dari Indonesia. TKW itu sepanjang perjalanan bicara terus di telf. Dari A sampai Z dia omongin, entah siapa saja yang dia telf, salah satunya dia telf pacar-nya 🙂 Bukannya nguping, tapi sumpah… Suaranya itu kenceng banget. Disangkanya ga ada orang Indonesia kali yak yang ngerti. Penasaran sama orangnya, pas turun saya sempetin noleh juga ke tempat duduk TKW heboh itu. Alamak… Dandanannya super tomboy!

Sampai bandara, kita langsung menuju lokasi kantor pengambilan bagasi sesuai dengan yang mereka email. Prosesnya tidak rumit, tapi yang berhak masuk ke dalam cuma saya saja. Si Adik diminta menunggu diluar. Lalu saya dibawa ke ruangan dimana bagasi-bagasi tertinggal disimpan. Wah…ternyata banyak juga! Saya banyak temennya. Terus saya diminta untuk menandatangan dokumen. Sebetulnya kondisi koper agak sedikit rusak sandarannya, mungkin karena dibanting-banting. Tapi karena isinya sudah lengkap, jadi males juga complain. Yang penting itu koper sudah sampai dengan selamat, karena kelalaian saya. Setelah itu, saya diantar keluar melewati ruang imigrasi tanpa diperiksa. Yang lucunya, sepanjang pintu keluar itu kita beberapa kali dihampiri oleh TKW yang yang banyak berkeliaran di bandara. “Mba, mau kemana mba”. Disangkanya kita mau jadi TKw juga kali ya! 🙂 Legaaaaaa…rasanya! Koper yang hilang akhirnya kembali ke pangkuan juga *lebay

Karena ribet kalau harus bawa koper sambil jalan2, dari bandara kita kembali dulu ke penginapan untuk beres2 dan menitipkan koper di resepsionis untuk diambil sorenya. Setelah itu, kita langsung menuju MTR melanjutkan perjalanan ke The Peak.

Berdasarkan referensi yang kita baca, kita turun di Stasiun Admiralty (keluar exit C1) jalan kaki ke Admiralty Garden dan Queesway Plaza, terus naik bis no.15 menuju The Peak. Turun di terminal The Peak Galleria (sebrang peak tower). Sebelumnya,kita nongkrong dulu di Mall buat sarapan.

Dan kita baru nyadar kalau ternyata salah turun! Harusnya kita turun di stasiun trem bawah untuk menukarkan tiket Madamme Tussaud. Dan perjalanan kita menumpang bus ke atas adalah perjalanan yang wasting time, karena lamanya minta ampun. Jika naik trem, hanya beberapa menit saja untuk sampai The Peak! Aaaaaargh…..

Image

Pemandangan Hongkong dari atas Trem

FYI. Sebelumnya, kita sudah beli tiket terusan diskonan via online. Tiket trem PP menuju The Peak, Madamme Tussaud, dan Sky Terrace. Dan untuk menukar voucher dibawah. Itupun baru ngeh salah pas tanya-tanya sama petugas pariwisatanya. Yang konyolnya, pas sebelumnya kita tanya ke Madamme Tussaud-nya malah dianjurkan beli aja lagi. Atau, boleh masuk ke Madamme Tussaud pake bukti print2-an itu tapi tiket trem sama sky terrace-nya hangus. Parah! mendingan rugi beli tiket trem sekali deh, daripada harus beli tiket madamme tussaud lagi.

Image

Penampakan Trem-nya seperti ini

kita akhirnya beli tiket trem dulu ke bawah untuk menukar voucher, dan balik lagi naik trem ke atas untuk mengunjungi Madamme Tussaud. Sebenarnya saya sudah pernah ke Madamme Tussaud Bangkok,tapi pengen tau juga koleksi Madamme Tussaud-nya HK. Beberapa ada yang berbeda. Setelah puas melihat koleksi Madamme Tussaud HK dan foto-foto narsis, kita berniat pergi ke Sky Terrace untuk melihat HK dari ketinggian. Namun sayang…tempat wisata ditutup karena cuaca buruk. Hiks…tetap rugi deh voucher-nya ga bisa dipake. Jadi, mending kalau kesini jangan beli tiket online terusan deh.. On the spot aja langsung. Apalagi Sky terrace yang buka-tutupnya tergantung cuaca.Daripada rugi seperti saya 😦

Ini sebagian Foto-foto absurd dan narsis di Madamme Tussaud HK 🙂 :

Image

With BEATLES, Band jadul Favorit saya

RobPatz

With Abang Robert Pattinson,Vampire ganteng Fav 🙂

Elvis

With Elvis Presley

Image

With Bae Yong Jun. Bintang K-Drama Fav banget. Sayangnya ga mirip… yang di kanan itu foto saya bareng Bae Yong Jun waktu di Korea (Nami Island, tempat shooting-nya Winter Sonata).

MJ

With- MJ!

Ali

With Muhammad Ali

Untuk mempersingkat waktu, kita turun ke bawah naik trem lagi. Trem ini keren sekali loh… Kemiringannya 90 derajat! Tp dibanding naik bus, naik trem dr bawah ke puncak (begitupun sebaliknya) hanya dalam hitungan menit.

Sepulang dari The Peak, Pulangnya sebetulnya pengen ke Victoria Park. Gara-gara nonton film “Minggu Pagi di Victoria Park” yang katanya tempat ngumpul orang Indonesia (baca: TKI). Tapi karena hujan, plus muter-muter nyari titipan mainan mobil-mobilan merk Tomika, akhirnya ga jadi ke Victoria Park. Tapi karena sudah dekat victoria park, ternyata memang banyak sekali orang Indonesia disini. Bahkan ada perempuan berjilbab yang minta kencleng (sumbangan) di jalanan, entah buat apa,persis kayak di Indoneisa 😦  Karena perut keroncongan juga, akhirnya kita mampir dulu di sebuah rumah makan Indonesia yang “sepertinya” cukup terkenal dimana dipampang foto dan tandatangan public figure yg pernah makan disitu.

Image

Pulang dari situ, kita mampir di Mesjid Kowloon yg letaknya dekat penginapan. Rasanya terenyuh melihat mesjid besar berdiri megah di pusat keramaian Hongkong. Meski isinya banyak orang India dan Timur Tengah. Tadinya mau ke Islamic Centre HK,  tapi takut kemaleman tiba di Shenzhen.

Image

Selepas sholat, kita mampir ke penginapan untuk mengambil koper dan melanjutan perjalanan ke Shenzhen naik kereta.  Tiba di stasiun Shenzhen, diperiksa imigrasi. Karena masih bagian wilayah China, kita masuk ke Shenzhen harus punya Visa. Biar gak ribet, kita sudah ngurus Visa China pas di Jakarta. Sebetulnya sih bisa mengurus Visa on Arrival di Shenzhen, tapi karena takut ribet kita pilih amannya saja ngurus Visa di Jakarta. Gampang kok…tinggal datang  bawa formulir yang sudah didownload beserta persyaratannya ke Gedung The East Kuningan.

Ga’ pake ribet dan lama proses imigrasinya, kita langsung bisa masuk ke Shenzhen. Dianjurkan untuk naik taksi, karena sudah malem juga, tapi ternyata hostel yang kita cari di Agoda susah nyari lokasinya.Mana sopir taksinya gak bisa english, padahal itu alamat sudah di print dan dikasih tunjuk. Supirnya yakin hotelnya ada di daerah situ,tapi karena tempatnya mojok jadi ga ketemu-ketemu! Akhirnya muter-muter aja disitu, sempet su’udzon takut ditipu argonya, tapi ternyata supir taksinya baik. Setelah hotel ketemu, dikita diminta cuma ngasih stengah dr harga Argo. Dia malah sempat minta bantuan nelf ke call center tanya alamat tuh hotel. Yang sempet deg-degan, pas udah ketemu hotelnya, itu sopir ngonci kita dr luar! Terus dia masuk kedalam hotel untuk ngasih tau apakah itu hotel dimaksud. Setelah yakin bener, kita dibawa kedalam, dan didalam ada bapak-bapak yang bisa bahasa Inggris dan bantu translate omongan sopir taksi dan penjaga hotel yang konyolnya ga bisa english juga! Hahaa… Parah deh. Hotelnya sebenernya enak, tapi ya itu..ribet karena lokasinya mojok jauh dr transportasi umum dan penjaganya ga bisa bahasa Inggris 🙂

Sungguh hari yang melelahkan. Selamat istirahat…